KHAZANAH ILMU : Kenikmatan Lahir dan Batin (Dr. KH. Zakky Mubarak, M.A.)
KENIKMATAN LAHIR DAN BATIN
Oleh : Dr. KH. Zakky Mubarak, M.A. (Dewan Pakar Masjid Agung Sunda Kelapa)
Kenikmatan lahir dan batin merupakan dambaan setiap orang dalam mengarungi perjalanan panjang dari kehidupannya. Kebahagiaan seperti itu tidak mudah diraih semudah membalikkan telapak tangan. Tapi harus ditempuh dengan segala kesungguhan, pengorbanan, kesabaran dan ketabahan. Salah satu ciri dari seseorang yang telah mencapai kebahagiaan tersebut adalah merasa sangat senang apabila dapat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dengan demikian, ibadah maupun amal shalehnya dilakukan dengan keikhlasan dan ketulusan yang sangat maksimal, bahkan telah meningkat pada rasa bahagia yang sangat tinggi. Demikian juga dalam menghindari segala perbuatan maksiat dan perbuatan tercela lainnya, dia tidak merasa berat sedikitpun. Tapi justru merasa amat senang dalam meninggalkan perbuatan tercela tersebut, dan sama sekali tidak ingin untuk melakukannya.
Barang siapa yang telah merasakan kebahagiaan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya, maka sesungguhnya orang itu telah memperoleh nikmat yang agung dan luhur yang dikaruniakan oleh Allah SWT. Kebahagiaan dalam berbuat baik dan meninggalkan segala perbuatan tercela, harus dibarengi juga dengan merasa cukup dan tulus dalam menerima segala ketetapan dan ketentuan-Nya.
“Barang siapa yang telah Merasakan Kebahagiaan dalam Melaksanakan Ketaatan kepada Allah dan Menjauhi Segala Larangan Allah, maka sesungguhnya orang itu telah memperoleh nikmat yang Agung dan Luhur”
Sebaik-baik apa yang kita harapkan dari karunia Allah SWT. adalah menerima dengan senang hati terhadap segala hal mengenai diri kita yang telah ditakdirkan oleh-Nya. Karena itu, merasa sedih karena tidak bisa melaksanakan amal kebajikan yang disebabkan oleh sikap lalai dan malas, merupakan suatu tanda bahwa orang itu telah terperdaya dan tertipu dalam segala kehidupannya
Apabila seseorang merasa sedih karena tidak dapat melaksanakan suatu kebajikan dan pada saat ada kesempatan untuk melakukannya, kemudian ia melalaikan kesempatan itu dan mengabaikannya, berarti ia telah terjerembab dalam kehidupan yang amat hina. Kehidupan seperti itu akan dirasakan, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan di akhirat.
Tujuan yang paling tinggi dari seseorang yang telah memperoleh kebijaksanaan yang sangat luhur, adalah dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan ketika melaksanakan berbagai kegiatan yang terpuji. Ia merasa amat sedih, apabila terjerembab dalam perbuatan yang tercela. Kesedihan yang dirasakan seseorang, sesungguhnya amat sedikit bila dibandingkan dengan kebahagiaan yang mereka peroleh.
Kita akan Mencapai Kebijaksanaan Tertinggi Saat :
-
Bahagia Saat Melakukan Perbuatan Terpuji
-
Sedih Apabila Melakukan Perbuatan Tercela
Karena itu, apabila ada seseorang yang sangat mengeluh karena kesedihannya, maka jawablah keluhan mereka dengan kalimat betapa sedikitnya kesedihanku. Sebab apabila seseorang merasakan kesedihan yang sangat banyak, maka tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang menyenangkan sedikitpun. Sebaiknya kita sering membaca doa berikut ini:
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْمَغْفِرَةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
Artinya : Wahai Allah, aku mohon kepada-Mu keridhaan-Mu dan ampunan-Mu, serta aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan dari api neraka.