Sarasehan International Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa ke-6: “Menggapai Finansial Hijrah”

Jakarta, 21 September 2025 – International Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa (IMC-MASK) kembali menggelar Sarasehan ke-6 pada Ahad, 21 September 2025. Acara ini berlangsung di Ruang Bundar Masjid Agung Sunda Kelapa mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB, dengan tema “Menggapai Finansial Hijrah.”
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, bpk. Setyanto P. Santosa, yang menyampaikan bahwa sarasehan ini menjadi wadah silaturahmi bagi para muallaf agar senantiasa istiqamah di jalan dakwah serta menemukan dukungan dari sahabat seperjuangan.
Setelah itu, Direktur IMC-MASK, Ian Consulta, menyampaikan laporan bahwa sejak tahun 1973 hingga kini, Masjid Agung Sunda Kelapa telah menjadi tempat bersyahadat bagi 20.373 muallaf yang berasal dari berbagai negara. Angka ini menjadi bukti nyata kepercayaan masyarakat pada Masjid Agung Sunda Kelapa sebagai pusat peradaban dan peribadatan di Jakarta Pusat.
Sesi materi dimulai dengan pemaparan dari Ust. Ahmad Kainama, seorang dai muallaf dan kristolog. Beliau menekankan bahwa dalam kitab suci kaum Kristiani sendiri terdapat peringatan untuk menjauhi praktik riba. Namun, sebaliknya, praktik riba justru digunakan sebagai alat untuk melemahkan umat lain, sehingga umat Islam pun dibuat menggunakan riba tanpa disadari. Maka sebagai sesama umat muslim mari kita jaga saudar kita agar tidak terjerumus dalam riba (pinjol dsb). Menggapai finansial hijrah juga artinya saat kita sudah bebas finansial maka kita bisa membantu sesama.
Materi kedua dibawakan oleh Ust. Adiwarman A. Karim, ahli ekonomi syariah Indonesia sekaligus pendiri Karim Consulting. Beliau mengingatkan bahwa kaya atau miskin bukanlah persoalan agama, melainkan bagian dari takdir Allah yang sudah ditentukan sebelum manusia lahir. Yang menjadi pembeda adalah ikhtiar seseorang dalam menjemput rezeki, apakah melalui jalan halal atau haram. Ust. Adiwarman juga menekankan pentingnya silaturahmi sebagai salah satu cara untuk memperluas pintu rezeki.
Sesi terakhir menghadirkan Annisa Theresia (Tere), seorang penulis muallaf sekaligus aktivis dakwah. Ia menekankan pentingnya rasa syukur terhadap rezeki yang Allah berikan, berapapun jumlahnya. Optimize your mind and purify your heart with the love from Allah. Tere mengingatkan bahwa tidak semua yang tampak sebagai rezeki sebenarnya membawa keberkahan, karena bisa jadi itu adalah istidraj—kenikmatan yang justru menjauhkan manusia dari Allah dan ibadah. Menurutnya,
“Ketika rezeki yang kita dapat tidak memberikan dampak positif pada ibadah kita. Kalau rezeki tersebut malah membuat kita lalai sholat dan jauh dari Allah. Kalau kamu merasa kaya tapi hatimu terasa kosong maka kita harus intropeksi diri. Apakah Allah sedang memberi kita kebaikan atau justru peringatan?”
Acara juga diisi dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana para peserta berkesempatan berdialog langsung dengan para narasumber. Pada kesempatan ini, tercatat 58 peserta hadir, termasuk dua di antaranya merupakan warga asing asal Amerika Serikat dan Perancis.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, dengan harapan sarasehan ini memberikan manfaat, menambah ilmu, serta mempererat silaturahmi di antara para muallaf dan jamaah Masjid Agung Sunda Kelapa.
Sampai jumpa di agenda Sarasehan Muallaf selanjutnya!