HIKMAH NASEHAT : MENGAPA HARUS BERIBADAH (Drs. KH. Zainuri Anwar, M.A.)
Link Video : https://www.youtube.com/live/14hQs2cdKUM?si=VoxRqweRdBayx7Tj
IBADAH DAPAT MENJAUHKAN DIRI KITA KEBURUKAN
Kamis, 24 Agustus 2023 – Kajian Kamis malam yang rutin diadakan di masjid agung sunda kelapa (24/08) disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Sunda Kelapa, Drs. KH. Zainuri Anwar, M.A. di ruang ibadah utama Masjid Agung Sunda Kelapa dengan tema “Mengapa Harus Beribadah”, kajian ini merupakan rentetan agenda di Masjid Agung Sunda Kelapa di hari Kamis. Dimulai dengan tadarrus Al-Qur’an dengan para imam MASK, dilanjutkan buka puasa sunnah kamis bersama di Serambi Jayakarta, dan kajian setelah sholat maghrib berjamaah.
Penceramah menjelaskan bahwa salah satu tujuan beribadah adalah untuk menjauhi beberapa sifat yang mendorong manusia untuk berbuat buruk, sifat-sifat tersebut dibagi menjadi 4 (empat) kategori :
- Rububiyyah (Sifat Ketuhanan)
- Contoh : Sombong, Takabbur, Riya, dan Haus Popularitas
- Bahimiyyah (Sifat Kehewanan)
- Rakus, Serakah, Egois, dan Nafsu Syahwat
- Sabu’iyyah (Sifat Kebuasan)
- Suka Bertengkar, Berselisih, Berkelahi, dan Bermusuhan
- Syaithoniyyah (Sifat Kesetanan)
- Iri, Dengki, Suka Menipu, dan Berdusta
Sudah banyak cerita tentang buah dari keburukan seperti kesombongan yang diceritakan di dalam Al-Qur’an. Sombong dengan kekuasaan dicontohkan dengan kisah Fir’aun, sombong dengan harta dicontohkan dengan kisah Qarun, sombong dengan ilmu dicontohkan dengan Haman. Semua kisah mereka diawali dengan sifat merasa paling kuasa, paling kaya, dan paling berilmu. Sehingga pada akhirnya diakhiri dengan Allah SWT cabut segalanya dan dihancurkan segala apa yang mereka miliki.
“Meskipun Fir’aun sudah meninggal, namun Ruh-nya ternyata masih bergentayangan, dan suka merasuki orang-orang yang baru mendapat kekuasaan. Baru jadi Pak RT, langsung muncul sombongnya” Kata KH. Zainuri Anwar, guyonan itu langsung disambut gelak tawa para jamaah di Masjid Agung Sunda Kelapa.
“Tapi In-sha-Allah bukan RT kita, kalaupun ada paling hanya satu dua, atau tiga empat, atau lima enam, dan seterusnya” imbuhnya sambil tersenyum, jamaah kembali tertawa.
Beliau kembali menjelaskan bahwa dulu mulut kita adalah harimau kita. Sekarang, jari kita pun telah menjadi harimau kita. Karena banyak sekali saat ini kata-kata yang menimbulkan ghibah, namimah, dan fitnah yang muncul dari sana. Beliau mengajak kita untuk dapat selalu menjaga lisan dan jari kita dari perbuatan tersebut.
Solusi untuk menghidari sifat-sifat buruk di atas dan untuk meraih nafs muthma’innah (Jiwa yang Tenang) adalah dengan :
- Memperbaiki Sholat
- Melaksanakan Puasa
- Memperbanyak Dzikir.
Sebagaimana telah Allah SWT sebutkan dalam Al-Qur’an, pada Q.S. Hud : 114
وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ
“Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).”