INFORMASI TERKINI
  • 7 bulan yang lalu / Dapatkan Informasi Kegiatan Terupdate Masjid Agung Sunda Kelapa Dapat di Akun Instagram (@masjidagungsundakelapa)
WAKTU :

KAJIAN MUSLIMAH OKTOBER 2023 BERSAMA SYARIFAH ALIYAH BINTI FUAD AL-MUSAWA

Terbit 31 Oktober 2023 | Oleh : Tatyana Virgiani | Kategori : BERITA KEGIATAN / HIKMAH NASIHAT
KAJIAN MUSLIMAH OKTOBER 2023 BERSAMA SYARIFAH ALIYAH BINTI FUAD AL-MUSAWA

Sabtu, 28 Oktober 2023 – Kajian Muslimah merupakan agenda kajian khusus jamaah akhwat (perempuan) yang rutin dilaksanakan sebulan sekali di Masjid Agung Sunda kelapa. Pada bulan September lalu kita telah belajar bersama Ustadzah Aisyah Farid BSA dengan tema, “Memaknai Cinta Rasulullah.” Pada bulan Oktober pengisi Kajian Muslimah sekaligus Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah guru kita Syarifah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa dengan tema, “Masa Muda, Waktu Utama Beramal Sholeh.”

Berlokasi di Aula Sakinah, acara dimulai pukul 08.00 WIB dipandu oleh ibu Siti Rahmaniyah selaku MC (Master of Ceremony). Acara diawali pembacaan Shalawat Nabi Muhammad SAW bersama Tim Hadroh Banats Alfalah yang merupakan asuhan Ustadzah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa. Pukul 09.30 WIB Ustadzah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa hadir di tengah-tengah jamaah yang telah memadati Aula Sakinah dan memimpin langsung pembacaan  Maulid Nabi Muhammad SAW. Diperkirakan sekitar 700-an jamaah hadir di Aula Sakinah pada Sabtu pagi ini (28/11/2023). Kajian Muslimah ini juga diramaikan dengan beberapa tenant bazar UMKM di teras Aula Sakinah Masjid Agung Sunda Kelapa (Jl. Taman Sunda Kelapa No.16, Menteng, Kota Jakarta Pusat).

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari ibu Tuti Purwoko yang merupakan Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa. Dalam sambutannya bu Tuti menyampaikan bahwa hari ini bertepatan dengan Hari Peringatan Sumpah Pemuda, di mana dahulu kala para mujahid perjuangan melepaskan diri dari penjajahan. “Untuk itu dalam majelis yang mulia ini mari kita doakan saudara-saudara kita di Palestina agar segera dapat terlepas dari penjajahan.”

Pukul 10.00 WIB Kajian Muslimah yang merupakan kegiatan inti pun di mulai. Dalam ceramahnya yang bertemakan, “Masa Muda, Waktu Utama Beramal Sholeh.”, Ustadzah Aliyah menyampaikan 5 Nasehat Nabi Muhammad dalam menghabiskan masa muda kita.

1. Jaga Masa Mudamu Sebelum Datang Masa Tuamu.

Masa muda  adalah umur-umur produktif yang bisa dan seharusnya memang kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat. Jangan sampai kita terkecoh dengan masa muda sehingga membuat kita menunda-nunda untuk membuat kebaikan. Banyak di antara masyarakat kita yangmasih memiliki konsep bahwa beribadah itu hanya untuk orang yang sudah tua. Kalau masih muda masih nakal, tidak apa-apa. Masih belum mau sholat, tidak apa-apa. Masih belum nutup aurat, tidak apa-apa. Namun seringkali kita lupa bahwa tidak ada bisa menjamin umur kita akan sampai tua.

“Jangankan sampai tua, sampai nanti sore juga tidak ada yang jamin. Bahkan pulang dari kajian ini belum tentu kita pulang ke rumah. Bisa jadi ke rahmatullah. Ga ada yang bisa jamin,” ujar Ustadzah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa.

Maka sebaiknya kita jangan menunda-nunda untuk melakukan kebaikan. Melakukan amal taat kepada Allah jangan menunggu waktu tua. Menutup aurat dari muda, sejak baligh sebagaimana yang tertulis di Al-Qur’an, kita sudah diharuskan menutup aurat. Orangtua juga jangan membiasakan putra-putri kita berlarut-larut dalam jurang kemaksiatan hanya dengan alasan dia masih muda. Tidak ada yang wajar dalam melakukan kemaksiatan. Tidak ada kemaksiatan yang dilegalisir oleh Allah meski dilakukan saat masih muda. Karena seseorang umurnya belum tentu menunggu tua.

“Berapa banyak kita saksikan orang orang di sekitar kita. Orangtuanya sudah sakit-sakitan tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi anaknya yang meninggal duluan. Masih segar, masih bisa beraktivitas. Bahkan anaknya yang mengurus orang tua. Ini menandakan apa yang disampaikan baginda Nabi adalah haq. Adalah sesuatu yang benar. Jagalah masa muda kita sebelum datang masa tua kita. Mumpung masih dikasih umur, dikasih kekuatan, dikasih waktu.” Ustadzah Aliyah menambahkan.

2. Jaga Waktu Luangmu Sebelum Datang Masa Sibukmu.

Siapa yang seringkali diajak mengaji namun selalu bilang tidak sempat? Saat tidak ada kegiatan, belum sibuk beraktivitas, ke mana saja? Giliran waktunya sudah sibuk, baru mau mengaji. Sedangkan saat waktunya luang malah tidak diisi dengan melakukan amal kebajikan.

Kita tahu Rasulullah memperintahkan kita mendirikan sholat malam, memperbanyak sholat sunnah. Allah menyuruh kita membaca Al-Qur’an tapi kita tidak melakukannya karena kesibukan kita. Dulu saat belum mendapat pekerjaan, kita rajin datang paling awal ke majelis taklim, duduk paling depan di pengajian, rajin menuntut ilmu, dan berdoa agar segera diberikan pekerjaan. Tapi setelah kita diberi pekerjaan malah hilang dari pengajian. Merasa kita tidak punya waktu untuk datang ke majelis taklim. Itulah sifat manusia.

Makanya terkadang Allah menegur kita dengan kesulitan-kesulitan itu karena kita hanya mengingat Allah saat sedang kesusahan saja. Saat senang justru lupa dengan Allah. Saat ada masalah kita bisa bangun untuk mendirikan sholat malam. Bahkan membaca semua bacaan doa. Bertanya ke sana-sini bacaan doa apa agar hati merasa tenang. Namun giliran sudah dikasih ketenangan oleh Allah malah lupa. Jangankan shalat malam, sholat subuhnya saja kesiangan.

“Jangan sampai kita mau melakukan kebaikan, saat memiliki waktu luang kita tunda-tunda. Giliran sudah sibuk baru bilang mau melakukan kebaikan,” nasehat Ustadzah Aliyah.

3. Jaga Waktu Kayamu, Sebelum Datang Waktu Fakirmu.

Dunia itu berputar bagaikan roda dan tidak selamanya seseorang akan selalu berada di atas. Ada kalanya seseorang itu suatu saat akan berada di bawah. Maka ketika kita berada di posisi atas ingatlah suatu saat kita juga akan turun dan berada di bawah. Maka ketika kita berada di atas jangan lupa untuk memanfaatkan kekayaan, harta, jabatan, atau apapun yang kita punya pada saat itu untuk melakukan amal ibadah dalam taat kepada Allah. Kenapa? Karena itu semua tidak akan bertahan selamanya. Semua itu hanyalah titipan sementara dari Allah sebelum suatu saat akan kembali diambil oleh-Nya. Tidak ada kedudukan yang abadi karena segala sesuatu pasti ada waktunya. Begitu juga dengan harta kekayaan tidak selamanya Allah akan terus berikan itu kepada kita. Ada kalanya kita akan ada dalam kondisi sulit karena begitulah roda kehidupan.

“Maka janganlah kita menjadi orang yang congkak, orang yang sombong, jadi orang yang lemah diri ketika kita sedang ada di posisi atas kemudian kita memandang rendah orang yang ada di bawah. Karena ingatlah suatu saat nanti kita akan ada di posisi tersebut. Maka jaga waktu kayamu sebelum datang masa fakirmu,” ucap Syarifah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa.

4. Jaga Waktu Sehatmu, Sebelum Datang Waktu Sakitmu

Belum lama ini kita rasakan masa pandemi. Semua orang bilang merindukan majelis taklim yang tutup karena kebijakan social distancing. Namun saat situasi normal tidak ada pandemi ke mana semua orang itu? Yang hadir majelis ilmu bahkan bisa dihitung dengan jari. Karena sesuatu baru kita sadari betapa berharganya saat diambil oleh Allah. Kita dikasih sehat sama Allah kita lalai. Kita baru tahu betapa mahalnya sehat itu saat Allah timpakan penyakit pada kita.

“Jangan sampai ada di antara kita yang ketika sudah diberikan sakit oleh Allah baru kita bilang “Ya Allah pengen banget hadir Maulid, Ya Allah pengen banget dateng taklim.” Giliran sehat ke mana saja? Giliran sudah sakit, sudah tidak bisa jalan, sudah tidak bisa apa-apa baru ingin hadir. Saat sehat tidak ingat maulid, tidak ingat taklim. Giliran sakit baru ingat. Masing-masing sibuk dengan urusan dunianya padahal urusan dunia itu tidak akan ada habisnya,” kata Ustadzah Aliyah.

Kalau kita mau bilang tidak sempat. Maka tidak akan pernah sempat. Mau melakukan apapun tidak akan pernah sempat karena waktu itu kita yang mengatur. Bukan kita yang diatur oleh pekerjaan. Melainkan pekerjaan itu kita yang mengatur. Kalau kita pandai me-manage waktu, maka waktunya akan menjadi barokah. Sesibuk apapun kita tetap masih akan sempat dan disempatkan. Karena segala sesuatu itu yang namanya amal ibadah harus dipaksakan. Kalau tidak dipaksakan maka tidak akan pernah bisa. Ibadah itu harus diawali dengan dipaksakan dulu agar menjadi kebiasaan.

Ustadzah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa menyarankan agar meskipun kita sedang merasa sakit sedikit coba tetap paksakan ikut majelis, ikut taklim, atau ikut maulid. Di tempat kita belajar, di tempat kita menuntut ilmu, di majelis taklim, di situ ada obatnya karena ada Nabi Muhammad SAW. Nabi adalah obat bagi semua orang, untuk segala macam penyakit. Ketika kita hadir dalam Maulid, dalam majelis taklim pasti tidak lepas di dalamnya ada shalawat, memuji Nabi Muhammad SAW. Maka itu adalah obat bagi kita yang sakit. Tidak semua sakit itu semata-mata sakit zhahir (fisik), banyak juga sakit yang kita rasakan masalahnya berasal dari hati.

“Maka penting bagi kita mengisi waktu sehat kita dengan kita duduk di tempat-tempat yang bermanfaat.”

5. Jaga Waktu Hidupmu, Sebelum Datang Waktu Matimu.

Mumpung masih ada umur, mumpung kita masih bisa bernapas, mumpung kita masih bisa diberi kesempatan oleh Allah.  Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi. Karena seseorang itu tidak dilihat dari bagaimana perjalanan hidupnya, seseorang itu tidak dilihat dengan bagaimana masa lalunya, tapi seseorang itu dilihat bagaimana akhir ajalnya.

Kita diperintahkan oleh ulama, diperintah oleh Nabi Muhammad SAW untuk jangan pernah kita merendahkan seseorang hanya dengan kita melihat masa lalunya, kelakuannya, dan ibadahnya. Kita tidak tahu akhir ajalnya seperti apa. Begitu juga kita, jangan pernah merasa diri kita sudah baik, jangan merasa diri kita sudah benar, jangan pernah merasa diri kita paling sempurna, jangan merasa diri kita lebih tinggi dari orang lain karena kita sendiri belum tahu akhir ajal kita bagaimana. Kecuali kalau kita sudah tahu pasti akhir hidup kita Husnul Khotimah. Tapi nyatanya tidak ada satu orang pun yang tahu bagaimana keadaan akhir ajal pada dirinya.

Sebagaimana juga disebutkan di dalam kitab syaraful ummah muhammadiyah bahwa seseorang itu akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaannya.

“Maka ini penting bagi kita (jamaah yang dirahmati Allah) mengingatkan generasi muda untuk menyadarkan pada mereka bahwa hidup itu tidak ada yang tahu sampai kapan dan sampai di mana. Jadi banyak membuat lalai anak-anak muda kita ini banyak terlalaikan dengan kenikmatan dunia. Padahal itu semua adalah hal yang sementara, padahal semua itu adalah hal yang tidak akan dibawa mati.” Nasehat  Syarifah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa.

Sebagaimana Jibril dapat berpesan kepada baginda Rasulullah SAW, “Ya Muhammad, berbuatlah sesukamu, hiduplah sesukamu, tapi ingat kau pasti akan mati.” Ketika ajal sudah datang tidak akan bisa ditunda walau sedetik, tidak akan bisa dimajukan walau sedetik.

Kita boleh saja berharap agar mati dalam keadaan Husnul Khotimah. Namun pada akhirnya, kita akan mati sesuai dengan kebiasaan kita itu taat kepada Allah SWT atau kita biasa melakukan dosa dan bermaksiat kepada-Nya; adakah dalam keadaan selalu ingat kepada Allah SWT atau sering lalai kepada-Nya.

Malaikat Jibril melanjutkan, “Cintai siapa yang engkau ingin cinta tapi ingat kita pasti akan berpisah dengan orang yang kita cinta.”

Kecuali cinta kita kepada Allah dan Rasulullah SAW yang tidak akan pernah terpisah dengan apapun, takkan pernah berjarak dengan apapun, takkan terbatas ruang dan waktu cinta kita kepada Allah dan Rasulullah SAW. Karena Allah SWT dan Rasulullah SAW akan selalu membersamai kita kapanpun, di manapun, dalam keadaan apapun. Takkan pernah berpisah bahkan di liang lahat.

Saat kita ada di liang lahat, saat jasad kita dimasukkan ke bumi, saat tanah sudah ditutup, semua orang pulang meninggalkan kita. Di sana (kubur) ada Nabi Muhammad SAW yang akan menemani kita. Dengan syarat semasa di dunia kita tidak jauh dengan Rasulullah SAW. Orang yang jauh dengan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya di dunia bagaimana di kuburnya akan ditemani Nabi Muhammad SAW? Bagaimana di akhirat akan dikenali oleh Rasulullah SAW? Kalau semasa hidupnya ia jauh dari Nabi Muhammad SAW.

Maka tanda cinta kita kepada anak-anak kita bukan semata-mata mencukupi kebutuhan hidupnya (makanannya, biaya sekolahnya, biaya hidupnya, tempat tinggalnya, masa depannya, asuransinya, dll). Orangtua seringkali lupa bahwa anak bisa saja meninggalkan orangtuanya lebih dulu. Lantas saat masuk kubur apakah anaknya aman? Dia lupa kalau anaknya kelak akan dibangkitkan di Padang Mahsyar. Tugas seorang ibu bukan hanya memenuhi kebutuhan makan dan hidup anaknya. Tapi tugas seorang ibu juga membuat anak kita selamat di dunia, di kubur, sampai di akhirat.

Terakhir Ustadzah Aliyah Binti Fuad Al-Musawa mengajak jamaah bersama-sama membaca doa witir untuk saudara kita di Palestina. Semoga Allah berikan kemudahan. Semoga Allah berikan keselamatan. Semoga Allah berikan pertolongan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala pelihara dan jaga saudara-saudara kita di Palestina. Maka demikianlah Kajian Muslimah bulan Oktober telah terlaksana dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Sampai jumpa di Kajian Muslimah MASK bulan depan!

SebelumnyaKAJIAN RISKA : SEJARAH BUMI PALESTINA (Ust. Taufiq Al-Miftah) Bagian 2 SesudahnyaBody Combat In The Dark Vol. 2, Cara Fun RISKA Berolahraga di Malam Hari

Berita Lainnya