KHAZANAH ILMU : MAULIDNYA PEMIMPIN DUNIA (Dr. KH. Zakky Mubarak, MA)
MAULIDNYA PEMIMPIN DUNIA
oleh Dr. KH. Zakky Mubarak, MA
Bersamaan dengan peristiwa yang amat menggoncangkan, dibarengi hiruk pikuknya penduduk Makkah, karena dikejutkan oleh datangnya pasukan yang besar, lahirlah pemimpin dunia yang amat didambakan.
Pasukan yang menyerbu kota itu demikian kuat, sebagian dari mereka mengendarai gajah, hendak menghancurkan Ka’bah, Baitullah yang senantiasa dimuliakan penduduk Makkah. Pasukan biadab itu datang dari Yaman yang dikuasai oleh Abessinia, dipimpin oleh seorang panglima bernama Abrahah. Abrahah dan para pemimpin Abessinia merasa iri dan dengki terhadap penduduk Makkah dengan Baitullahnya, karena senantiasa dikunjungi berbagai bangsa untuk berhaji dan berziarah.
Disebabkan perasaan dengki itulah Abrahah dan para pemimpinnya berusaha membuat tempat berziarah di Yaman sebagai saingan kota suci Makkah. Agar usahanya berhasil, Abrahah melakukan tindakan yang terkutuk, ia memimpin pasukan untuk menghancurkan Baitullah. Waktu Abrahah dan pasukannya mendekati kota Makkah, memasuki daerah Mughamas, mereka beristirahat. Abrahah mengirimkan seorang utusan untuk menemui Abdul Muthalib pemimpin kota suci yang amat dicintai penduduknya itu.
Utusan itu menyampaikan berita bahwa mereka akan menghancurkan Ka’bah. Abdul Muthalib dan rakyatnya tidak bisa berbuat banyak, karena pasukan Abrahah sangat kuat. Dengan perasaan sedih bercampur takut, mereka meninggalkan kota Makkah dan bersembunyi di bukit-bukit berbatu yang mengelilingi kota tua itu, sambil memperhatikan perkembangan berikutnya dengan sangat serius. Abdul Muthalib, pimpinan yang arif dan bijaksana, sebelum meninggalkan kota kelahirannya yang amat dicintai, pergi terlebih dahulu ke Baitullah. Di sana beliau berdo’a dan menyerahkan pemeliharaan rumah suci itu sepenuhnya kepada pemilik-Nya, Tuhan Yang Maha Perkasa. Beliau berucap dalam untaian syair yang sangat memelas.
“Wahai Tuhanku,
Tidak ada yang kuharapkan selain dari-Mu
Wahai Tuhanku…
Selamatkan Bait-Mu dari serangan mereka.
Sesungguhnya mereka yang merusak bait-Mu
Adalah musuh-Mu”
Do’a dan permohonan Abdul Muthalib yang tulus dan amat bersungguh-sungguh kiranya dikabulkan oleh Allah S.W.T. Tentara Abrahah dan seluruh pasukannya hancur binasa, bagaikan dedaunan yang dimakan ulat. Abrahah dan pasukannya binasa, terserang wabah penyakit yang mematikan. Peristiwa ini diabadikan dalam al-Qur’an :
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصۡحَٰبِ ٱلۡفِيلِ أَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِي تَضۡلِيلٖ وَأَرۡسَلَ عَلَيۡهِمۡ طَيۡرًا أَبَابِيلَ تَرۡمِيهِم بِحِجَارَةٖ مِّن سِجِّيلٖ فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٖ مَّأۡكُولِۢ
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fil, 105:1-5).
Dalam suasana seperti itu lahirlah seorang pemimpin dunia, sehingga tahunnya disebut tahun “Gajah”. Maulid atau kelahiran pemimpin umat manusia itu diperingati dan dikenang selama berabad-abad. Maulid Nabi akhir zaman itu senantiasa dikenang oleh jutaan umat manusia dan dirayakan di berbagai tempat, dalam berbagai tingkatan sosial, dari gubuk-gubuk reot sampai ke istana-istana negara yang glamour.
Lahirnya pemimpin yang kita kagumi itu justru berasal dari keturunan Abdul Muthalib, pemimpin Quraisy, penduduk kota suci Makkah. Pemimpin yang didambakan umat manusia itu adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu dari pemuka kota tua yang dicintai penduduknya.
Dengan demikian hari lahir Nabi Muhammad SAW. terjadi pada tahun Gajah, pada tanggal 12 Rabiul Awal, bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 M (Nur al-Yaqien, halaman 8). Seorang pria yang lahir dalam suasana yang kacau balau, karena masuknya pasukan yang hendak membuat kerusakan, ternyata menjadi pemimpin dunia yang dikagumi dan pemimpin yang paling berhasil. Betapa banyaknya para pengamat sejarah, ilmuwan, negarawan, sastrawan, dan berbagai ahli lain mengomentari keberhasilan beliau, sehingga tulisan mereka memenuhi beribu-ribu halaman buku, majalah, surat kabar dan berbagai media massa lainnya.
Michael H. Hart dalam bukunya “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History” yang mendapat perhatian dari para pengamat dunia juga mengomentari keberhasilan pemimpin besar itu :
“Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar seratus tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tetapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi”.
Berasal dari keluarga sederhana, Nabi Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama yang terbesar di dunia, agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen dan efektif. Kini empat belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam, berurat dan berakar dalam kehiudupan umat manusia di seluruh dunia.