INFORMASI TERKINI
  • 7 bulan yang lalu / Dapatkan Informasi Kegiatan Terupdate Masjid Agung Sunda Kelapa Dapat di Akun Instagram (@masjidagungsundakelapa)
WAKTU :

RISKA PEDULI MENGADAKAN PELATIHAN TANGGAP BENCANA BERSAMA RESCUER BASARNAS

Terbit 2 Oktober 2023 | Oleh : Tatyana Virgiani | Kategori : BERITA KEGIATAN / RISKA - Remaja Islam Sunda Kelapa
RISKA PEDULI MENGADAKAN PELATIHAN TANGGAP BENCANA BERSAMA RESCUER BASARNAS

Ahad, 1 Oktober 2023 – RISKA Peduli, salah satu departemen di bawah Bidang Sosial Remaja Islam Sunda Kelapa, mengadakan “Pelatihan Tanggap Bencana”. Dalam pelaksanaan tersebut melibatkan salah satu alumni Riskader bernama Pambudi, yang merupakan seorang Rescuer Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS). BASARNAS sendiri adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (SAR/search and rescue).

Berdasarkan wilayah Indonesia yang terletak di antara 3 lempeng tektonik; lempeng pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Indo-Australia. Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan jenis-jenis bencana geologi lain.

Indonesia juga terletak di garis khatulistiwa sehingga wilayahnya beriklim tropis. Akibat posisi geografis ini, Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan apabila curah hujan tinggi, kondisi ini memicu terjadinya puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Sedangkan pada musim kemarau dan curah hujan rendah terjadi bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.

Bertempat di Ruang Bundar Masjid Agung Sunda Kelapa. Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan sejak pukul 15.30 hingga menjelang adzan Maghrib. Dimulai dengan materi tentang pengenalan potensi bencana di Indonesia, materi penanggulangan bencana dan tanggap darurat bencana banjir, gempa dan kebakaran. Kemudian dilanjutkan dengan praktek perlindungan diri dan pemindahan darurat secara berkelompok.

Tanggap Darurat Bencana :

  1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumber daya
  2. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana
  3. Pemenuhan kebutuhan dasar
  4. Perlindungan terhadap kelompok rentan

Tahap penindakan atau pengerahan pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana guna menghindari bertambahnya korban.

 

I. Banjir

Merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Biasa disebabkan curah hujan yang lebih besar dibanding daya tampung media penopang air.

Penanganan Banjir :

  • Menyiapkan peralatan yang diperlukan selama evakuasi, seperti senter, korek api, alat penerangan dan peralatan darurat lainnya.
  • Menyiapkan makanan kering atau instan.
  • Menggunakan sepatu boot dan sarung tangan.
  • Menyiapkan berbagai macam obat-obatan yang diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama
  • Melakukan evakuasi diri dan keluarga ke tempat yang lebih tinggi atau lebih aman.

II. Gempa Bumi

Merupakan guncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi.

Pola-pola dasar runtuhnya bangunan :

  1. Cantilever
  2. V-Shape
  3. Pancake
  4. Lean-to

Penanganan Gempa :

  • Berlutut

Gempa bumi besar bisa terjadi tiba-tiba dan tanpa peringatan sama sekali, sangat disarankan untuk segera berlutut dan merendahkan badan ketika guncangan mulai terasa.

  • Cari Tempat Berlindung

Berlindunglah di bawah meja yang kokoh atau perabot lain. Usahakan menjauhi kaca, jendela, pintu dan dinding, serta benda-benda yang rawan jatuh seperti lampu gantung atau perabot lain. Selain meja, kita juga bisa berlindung di bawah kursi yang diterbalikkan menutupi kepala. Kalau misalnya semua meja dan kursi telah terisi atau tidak ada meja atau kursi untuk berlindung, minimal indungi leher sama kepala kita sambil posisinya jalan berlutut. Semisal disabilitas dan menggunakan kursi roda, sebisa mungkin kursi rodanya dibalikkan untuk melindungi badan dan kepalanya. Intinya kita harus cari tempat berlindung.

Kenapa sih kita harus melindungi area kepala?

“Teorinya otak belakang adalah tempat paling fatal bila terkena pertama saat terkena bencana. Misalnya otak belakang itu cedera nanti bakal lumpuh semua badan,” jawab Rizky, salah satu peserta Pelatihan Tanggap Bencana hari ini.

Di tulang belakang manusia terdapat banyak kumpulan syaraf. Yang mana jika terkena benturan di kepala dapat berefek ke kaki atau ke tangan sehingga bisa lumpuh ataupun tidak sadarkan diri. Maka kenapa penting untuk melindungi kepala saat terjadi bencana adalah agar ketika terjadi benturan kita bisa tetap sadar dan bisa evakuasi diri.

  • Berpegangan

Bisa jadi tanah bergetar dan puing-puing berjatuhan. Berpeganganlah pada apa pun benda yang anda jadikan tempat berlindung dan tunggu sampai getarannya mereda. Saat gempa yang pertama harus dilakukan adalah tetap tenang. Kemudian kita cari tempat berlindung dan kita tunggu sampai gempanya reda. Tidak berteriak dan tetap bersembunyi.

  •  Tunggu Hingga Aman

Berhati-hatilah saat meninggalkan bangunan. Berjalanlah, jangan berlari untuk mengantisipasi datangnya gempa susulan yang sama kuatnya. Berkumpullah di tempat yang aman. Mulai sekarang biasakan memperhatikan titik kumpul evakuasi di tempat yang baru kita datangi/biasa kita datangi. Agar kita lebih sigap saat sewaktu-waktu terjadi bencana. Titik kumpul sendiri biasa dijumpai di parkiran atau lapangan terbuka. Masjid Agung Sunda Kelapa sendiri memiliki titik kumpul evakuasi di parkiran Gerbang Barat dan lapangan basket.

Bekali diri dengan pengetahuan sebagai antisipasi jika terjadi gempabumi, dengan mempersiapkan tas siaga bencana (keadaan darurat) yang mudah dijangkau yang berisi kotak P3K, Senter dan baterai cadangan, air mineral, makanan instan, persediaan pakaian dan uang.

III. Kebakaran

Penanganan Kebakaran :

  • Berjalan merangkak.

Ketika ada kebakaran karena asap masa jenisnya lebih ringan dari udara maka ia akan berada di atas. Jika kita terjebak di ruang berasap maka disarankan untuk jalan keluar sambil merunduk atau merangkak saat mengevakuasi diri dari kebakaran. Karena udara yang masih bisa kita hirup berada di bawah sementara asap akan naik ke atas.

  • Menutupi hidung dengan kain basah

Keluar sambil menutupi hidung kita dengan kain, masker, atau jika terdapat air maka basahi kain terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menghambat gas beracun tersebut masuk ke pernapasan kita.

Sekarang bagaimana kalau dalam bencana tersebut terdapat rekan kita yang tidak sadarkan diri dan perlu kita evakuasi?

Sebelumnya setiap menghadapi bencana kita harus selalu ingat 3A (Aman Diri, Aman Lingkungan, Aman Penderita)

  • Aman Diri

Teman-teman harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). APD sendiri juga harus disesuaikan dengan kondisinya. Misalnya jika banjir menggunakan APD life jacket, sepatu boots, pelampung, dll.

Ingat : Amankan diri sendiri terlebih dahulu! Keselamatan Penolong Nomor 1

  • Aman Lingkungan

Cek lingkungan yang akan didatangi. Apakah lingkungan tersebut sudah aman?

Penilaian Keadaan (Scene Size Up) :

  1. Bagaimana kondisi saat itu?
  2. Apa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi?
  3. Bagaimana mengatasinya?
  • Aman Penderita

Aturan Dasar Pengangkatan Untuk Mencegah Cedera :

  1. Plan : Rencanakan pergerakan. Setelah kita datangi korban lalu rencanakan ke mana korban akan kita bawa.
  2. Mekanika tubuh : Penggunaan tubuh dengan baik untuk melakukan pengangkatan dan pemindahan korban untuk mencegah terjadinya cedera pada penolong. Akan tetapi mekanika tubuh yang baik, tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.
  3. Distance : Kurangi beban atau jarak. Bergerak secara tim (Leader + Crew)
  4. Gap : Bawa beban sedekat mungkin dengan tubuh
  5. Momentum : Gunakan mekanika tubuh (gunakan kaki, bukan punggung)

Macam-macam Pemindahan darurat :

  1. Shirt Drag
  2. Blanket Drag
  3. Shoulder Drag
  4. Tarikan Webbing
  5. Piggyback Carry
  6. Firefighter Drag

Pemindahan tidak darurat (direct ground lift) :

  1. Berlutut di sisi yang sama pada bagian tubuh korban yang tidak mengalami cedera
  2. Secara bersama-sama, angkat korban ke atas lutut penolong
  3. Gulingkan korban ke arah dada penolong
  4. Secara bersama-sama, berdiri dalam posisi tegak

Peserta Pelatihan Mempraktekkan Cara Pemindahan Tidak Darurat

Ketika Hilang/Terjebak? Apa yang harus dilakukan :

  1. Tenang
  2. Jangan Berteriak
  3. Beri tanda (contih : ketukan)
  4. Tunggu Bantuan Datang
  5. Hubungi Bantuan (Sudahkah kalian hapal nomor darurat?)

Setelah Terjadi Bencana Terjebak? Apa yang harus dilakukan :

  1. Secepatnya membersihkan rumah dan halaman dari sisa banjir, lumpur, dan sampah.
  2. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular, lipan, hingga nyamuk yang terbawa aliran banjir. Segera gunakan persediaan air bersih untuk mengurangi risiko diare.
  3. Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman-kuman penyakit.
  4. Selalu waspada terhadap potensi banjir susulan.

 

Sebagai penutup Pelatihan Tanggap Bencana hari Ahad, 1 Oktober 2023 Pambudi menambahkan.

“Jangan lelah berbuat baik. Lakukanlah kebaikan sekecil apapun, karena engkau tidak pernah tahu kebaikan yang mana yang akan membawamu ke Surga.”

(Imam Hasan Al-Basri)

SebelumnyaKISAH HIDAYAH : GIAN CARLO, DULU PUTRA ALTAR SEKARANG DIREKTUR INTERNATIONAL MUALLAF CENTER SesudahnyaKHAZANAH ILMU : TRANSFORMASI DIGITAL MASJID MENGHADAPI ERA METAVERSE (Dr. Setyanto P. Santosa, M.A.)

Berita Lainnya