INFORMASI TERKINI
  • 7 bulan yang lalu / Dapatkan Informasi Kegiatan Terupdate Masjid Agung Sunda Kelapa Dapat di Akun Instagram (@masjidagungsundakelapa)
WAKTU :

MAULID NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TAKLIM IBU-IBU (MTII-MASK)

Terbit 17 Oktober 2023 | Oleh : Tatyana Virgiani | Kategori : BERITA KEGIATAN / MTII - Majelis Taklim Ibu Ibu MASK
MAULID NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TAKLIM IBU-IBU (MTII-MASK)

Jumat, 13 Oktober 2023 – Majelis Taklim Ibu-Ibu Masjid Agung Sunda Kelapa (MTII-MASK) mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. bersama ustadz H.M Arifin Purba, MA. Dengan tema “Meneladani Cara Nabi Merubah Perilaku Jahiliyah Menjadi Akhlaqul Karimah”. Serta membedah Surah ke-33, Al-Ahzab ayat 21-24.

Berlokasi di Ruang Bunda Gatam, Masjid Agung Sunda Kelapa (Jl. Taman Sunda Kelapa No.16, Menteng, Kota Jakarta Pusat), kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 70 jamaah MTII-MASK. Kajian dilaksanakan sejak pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Dengan diawali pembacaan Shalawat Nabi Muhammad SAW bersama-sama yang dipimpin oleh tamu kita siang ini, yaitu ibu-ibu dari Majelis Taklim Nurul Huda, yang merupakan binaan Ibu Zulvia.

Dalam acara ini juga turut hadir seluruh jajaran Majelis Taklim Ibu-Ibu Masjid Agung Sunda Kelapa (MTII-MASK) seperti ibu Hj. Yeni Akil selaku Ketua, ibu Hj. Silvia Isfar Riu sebagai Wakil Ketua, ibu Hj. Tuti Purwoko (Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa), hingga ibu Hj. Nadia yang merupakan istri dari bapak H. Bambang Setiyono (Wakil Ketua II DP MASK).

Dipandu oleh Master of Ceremony (MC) ibu Tiwi. Kajian dilanjutkan dengan tausiyah bersama ustadz H.M Arifin Purba, MA. Beliau merupakan seorang penulis buku, konsultan keislaman, dan pembimbing Haji dan Umroh bersertifikat. Dalam ceramahnya, ust. Arifin menjabarkan 3 hal.

 

A. Nama Nabi Sudah Disebutkan di Kitab Terdahulu Jauh Sebelum Nabi Dilahirkan

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.” (Surat Ash-Shof ayat 6)

Bahwa sebelum Nabi Isa diangkat, beliau berpesan bahwa Nabi yang akan datang itu lahir di Mekkah lalu Hijrah ke Madinah. Bahkan mereka sangat mengenali ciri-ciri fisik Rasulullah.

ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ ٱلْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (Surat Al-Baqarah ayat 146)

 

B. Diperintahkan Bershalawat Atas Nabi

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surat Al-Ahzab ayat 56)

Sebagaimana Allah memerintahkan umatnya untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bershalawat juga merupakan bentuk rasa cinta umat muslim kepada Rasulullah. Agar mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Serta dapat berkumpul bersama Nabi Muhammad SAW di Surga. Ust. Arifin Purba menjelaskan bahwa kita seringkali hanya bershalawat di bibir namun lupa menghadirkan perasaan dalam jiwa pada saat bershalawat. Di antaranya yang harus dihadirkan dalam jiwa pada saat bershalawat adalah :

  • Aku cinta Rasulullah
  • Aku bersyukur
  • Allah dan Malaikat cinta Rasulullah
  • Semoga Rasul mencintaiku

 

C. Perintah Meneladani Rasulullah SAW

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Surat Al-Ahzab Ayat 21)

“Dalam hal ini meneladani artinya mencocok-cocokkan. Apakah ibadah saya, aqidah saya, gaya hidup saya sudah sesuai dengan Nabi?” ust. Arifin Purba menambahkan.

Sosok Nabi Muhammad ialah manusia paling baik akhlaknya. Bahkan Allah pun memuji Nabi. Sebagaimana tertulis di Surat Al-Qalam ayat 4 :

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung.”

Disebutkan dalam hadits shahih dari Aisyah bahwa ia pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah, maka ia menjawab: akhlaknya adalah akhlak al-Qur’an.

Maka sesungguhnya Nabi diutus untuk perbaikan akhlak. Di antara kemuliaan akhlak Nabi ialah :

  1. Tidak pernah membentak, dan tidak pernah mencela, mengghibah
  2. Bila berbicara dengan sahabat Beliau menanggapinya dengan sepenuh hati.
  3. Memanggil istri dengan panggilan yang baik.
  4. Tidak pernah membalas perbuatan buruk (seseorang yang senantiasa menghina dan meludahi Beliau)
  5. Senantiasa menyuapi makan seorang pengemis buta Yahudi di pinggiran kota Madinah.

Kesimpulan yang dapat kita ambil pada kajian hari ini adalah cinta kepada Nabi Muhammad SAW bukan terletak pada acara seremonialnya. Tetapi sejauh mana kita mempelajari Sunnah-nya dan menteladaninya di dalam kehidupan sehari-hari.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ

مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“”Setiap umatku masuk surga kecuali yang TIDAK MAU,” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Siapa yang mengikuti sunnahku dia akan masuk surga, dan siapa yang maksiat terhadap sunnahku maka dialah orang yang tidak mau“.” (H.R. Bukhari 6737)

SebelumnyaSHOLAT GHOIB DAN DOA QUNUT NAZILAH DI MASK UNTUK PALESTINA SesudahnyaKHAZANAH ILMU : MATAHARI DAN MATA HATI (Dr. KH. Zakky Mubarak, M.A.)

Berita Lainnya