SARASEHAN MUALLAF III, INTERNATIONAL MUALLAF CENTER MASK LUNCURKAN BUKU MATERI BIMBINGAN
Sabtu, 21 Oktober 2023- International Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa (IMC-MASK) kembali menyelenggarakan acara Sarasehan Muallaf III. Berlokasi di Aula Sakinah MASK, Jl. Taman Sunda Kelapa No. 16, Menteng, Kota Jakarta Pusat. Acara diadakan dari pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB. Dengan tema “Empowering The Economy of Muallaf”, tiga narasumber utama acara hari ini adalah Syekh Ahmad Al-Misry, ustadz Adiwarman Karim (Karim Consulting Indonesia), serta Fianne Janne Sanger, SE. yang merupakan Ketua II FPPI (Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia). Diperkirakan sekitar 150 jamaah (muallaf dan umum) menghadiri Sarasehan Muallaf kali ini.
Sarasehan Muallaf sendiri adalah program International Muallaf Center (IMC-MASK) yang telah terlaksana sejak tahun 2022 lalu yaitu Sarasehan Muallaf I pada tanggal 24 September 2022 dan Sarasehan Muallaf II pada tanggal 17 Desember 2022. Serta bertujuan menyambung tali silaturahmi dan dakwah pada sesama muslim dan para muallaf yang berikrar di International Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa.
Registrasi dibuka pada pukul 08.30 WIB pagi. Terdapat bingkisan Al-Qur’an dan Iqro dari MyFundAction untuk 100 peserta pertama yang datang. Acara diawali dengan tilawah Al-Qur’an oleh ustadz Afiffudin Syarif, salah satu pembina Muallaf. Kemudian dibuka oleh kata sambutan dari Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, bpk. Setyanto P. Santosa. Tak hanya itu, acara ini juga dihadiri oleh bpk. Huraera Nurhani selaku Sekretaris DP-MASK, ibu Tuti Purwoko (Wakil Sekretaris DP-MASK), bpk. Agung A. Priyambodo (Bendahara DP-MASK), dan segenap jajaran pengurus serta pembina Internasional Muallaf Center (IMC-MASK).
Sambutan selanjutnya dari bpk. Gian Carlo Bianzon selaku Direktur IMC-MASK. Momen ini sekaligus soft launching buku International Muallaf Center (IMC-MASK) berjudul “Mengenal Islam lebih Dekat”.
“Seperti pesan dari pak KH. Ma’ruf Amin (Wakil Presiden RI) untuk tidak melakukan Islamisasi, melainkan Kesantrian. Kita memberikan edukasi dengan sistem dan harapan IMC-MASK dapat menjadi standar untuk semua InsyaAllah Muallaf Center yang ada di Indonesia berbasis masjid. Ada pedoman yang sudah kita persiapkan. Ditulis oleh salah satu Pembina Muallaf kita, pak ustadz Nurkholis Sofwan. Sudah direvisi dan dicek oleh pak KH. Zakky Mubarak,” ujar bpk. Gian Carlo Bianzon menjelaskan.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan buku oleh penulis buku ustadz Nurkholis Sofwan, bpk. Gian Carlo Bianzon (Direktur IMC-MASK), dan bpk. Setyanto P. Santosa selaku Ketua Dewan Pengurus MASK.
Buku ini merupakan buku panduang orang-orang yang ingin mempelajari Islam dari dasar, khususnya para Muallaf Masjid Agung Sunda Kelapa.
Di antara materi yang akan dibahas dalam buku ini yaitu :
- Studi Dasar Islam
- Fiqh Ibadah
- Akhlak Mulia
- Pengenalan Al-Qur’an Dasar
Kemudian kita masuk ke Kajian Sesi I bersama Syekh Ahmad Al-Misry dengan tema “Muallaf Kaffah yang Dirindukan Surga.”
“Kalau kita sendiri baru hijrah, baru muallaf, tiba-tiba teman-teman hilang, hilang pekerjaan, perusahaan, dll. Itu sebenarnya ujian agar Allah mengetahui siapa yang berdusta dalam iman dan siapa yang jujur dalam imannya,” pesan dari Syekh Ahmad Al-Misry.
Setelah sesi Kajian I, dilakukan ikrar syahadat oleh WNI yang dipandu langsung oleh Syekh Ahmad Al-Misry. Didampingi oleh ustadz Adiwarman Karim dan ustadz Nurkholis Sofwan (selaku moderator).
Kajian Sesi II bersama Ustadz Adiwarman Karim, seorang pakar ekonomi syariah dari Karim Consulting Indonesia. Dengan tema, “Keberkahan Rizki, Meraih Ketentraman Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah”.
“Imam Syafii mengatakan kemuliaan manusia itu terletak ketika kita mampu menyembunyikan kemiskinan kita, kefakiran kita, sehingga orang sekitar kita selalu melihat kita sebagai orang yang selalu berkecukupan,” ujar ustadz Adiwarman Karim dalam tausiyahnya.
Sesi terakhir, sharing session bersama ibu Fianne Janne Sanger yang merupakan Muallaf Enterpreneur. 2 Muallaf yang beruntung mendapatkan hadiah Umroh dari Smartri Travel.
“Kenapa saya memberikan hadiah Umroh karena saya pernah diberangkatkan seseorang ke tanah suci. Bersama ustadz Jeffry. Di sana hanya saya cium Hajar Aswad dan hanya satu yang saya minta dalam doa agar keluarga menerima saya. Saat saya pulang Alhamdulillah saya diterima oleh keluarga saya.” Ibu Fianne Janne Sanger menceritakan pengalaman, tak bisa lagi menahan air mata harunya.